Jumat, 05 Februari 2010

Back exploration of design that is expected

Mencoba untuk keluar dari paradigma yang ada.

Pesantren dalam konteks tradisonal

Pesantren dalam konteks kekinian

Kembalinya Explorasi Desain Dari " Yang diharapkan"

Metaphor

Secara tradisional metafor ditandai dengan tiga hal pokok :

Kenyataan bahwa metafor itu sesuatu yang dikenakan pada kata benda.

Metafor biasanya di definisikan sebagai konteks gerakan, dimengerti sebagai epiphora, yaitu semacam pemindahan gerakan “dari ...ke...”maka istilah Merafor berlaku untuk segala bentuk transposisi istilah.

Metafor itu selalu merupakan transposisi sebuah nama asing”(allotoris) yakni nama yang sebetulnya milik sesuatu yang lain.

Implikasi dari definisi macam itu adalah bahwa dalam istilah metafor tiga gagasan berbeda di asimilasikan; gagasan tentang subsitusi sebagai sebuah kata biasa yang seharusnya ada. Dengan demikian pada dasarnya cara manusia berhubungan dengan alam bersifat metaforis, dan hubungan ini menapolkan diri kebentuk simbolik.lebih jauh lagi metafor sebagai pelopor penggunaan bahasa bersrti memandang kebenaran sebagai belum kita miliki hanya akan muncul ,melalui para genius yang menciptakan metaphor.dalam istilah Heidegger, kebenaran adalah “suara yang muncul dari kegelapan” dianggap aneh dan irasional tapi sangat esensial bagi kemajuan intelektual.Jadi penenusuran secara arsitektural metafor merupakan suatu metode yang memandang suatu bangunan atau konsep sebagai sesuatu yang berbeda.Metafor terbagi menjadi tiga macam yaitu:

Intangible metaphors, yaitu metafora yang berasal dari sesuatu yang tidak dapat di indrai seperti konsep atau ide dari tradisi, budaya, lingkungan dan sebagainya.

Tangible metaphors, yaitu sesuatu yang dapat di Indrai atau memiliki bentuk visual.


Combinet metaphors, yaitu merupakan gabungan dari keduanya.

Tidak ada komentar: